Ngobrol Film: 'De Dirigent" (The Conductor) - Kata Bojezs
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ngobrol Film: 'De Dirigent" (The Conductor)


Setiap wanita pasti menginginkan hidup yang bahagia, bebas mengekspresikan diri di ruang publik, berjuang mendapatkan jalan dalam hal pendidikan, hak berbicara, dan berhak mengaplikasikan keahlian yang dimilikinya. Namun hal seperti tadi dijelaskan berkata sebaliknya, dia banyak ditentang, bahkan diremehkan oleh banyak orang, seperti yang dialami oleh seorang Antonia Bico.

De Dirigent adalah film Belanda (2018) yang disutradarai oleh Maria Peters, beliau menulis dan menyutradarai film yang berkisah tentang kehidupan Brico yang dibintangi Christanne de Bruijn sebagai Antonia Brico. Film yang berjudul 'De Dirigent" (The Conductor) dirilis pada 25 Oktober 2018.

The Conductor atau De Dirigent merupakan sebuah film tentang kehidupan seorang Dirigen wanita
yang pada masa itu wanita dianggap mustahil untuk memimpin sebuah orchestra. Kisah nyata yang diangkat dari sebuah perjuangan imigran Belanda, dia berusaha untuk mendapatkan tempat yang layak bagi kehidupannya, dia juga berusaha keras untuk mewujudkan hasratnya untuk memimpin sebuah orchestra, namun untuk mewujudkan impiannya tersebut dia sendiri harus berhadapan dengan sekumpulan orang yang memandang rendah wanita.

Antonia Louisa Brico lahir di Amsterdam, Belanda pada tahun 1902, dari keturunan Belanda dan Italia. Ibunya yang bernama Antonia Shaaken masih sangat remaja dan belum menikah, dan Ayahnya, Johannes Brico adalah seorang pianis.  Ditinggal oleh kekasihnya dan dijauhi oleh keluarga Kaholiknya, Shaaken menempatkan bayinya dalam asuhan Keluarga John Wolthuis. Namun saat Shaaken ingin mendapatkan putrinya kembali, keluarga John Wolthuis ini melarikan diri ke AmerikaSerikat. Hingga Antonia Brico dewasa, keluarga  John Wolthuis tidak mempunyai keturunan, mungkin ini salah satu sebab Brico dibawa lari oleh keluarga John Wolthuis.

Tahun 1907 mereka menetap di Oakland, Wilhelmina Wolthuis adalah nama yang diberikan oleh orang tua angkatnya. Di rumah ini Wilhelmina sering kena marah dan dipukuli oleh ibu angkatnya, karena perlakuan ibu angkatnya ini, Wilhelmina menjadi cemas dan sering mnggigit kukunya. Di usia  10 tahun seorang dokter menyarankan sebuah obat berupa memainkan piano untuk mengalihkan kebiasaan menggigit kuku. Tidak lama dari itu semua, dia mulai tampil di gereja-gereja lokal dan pertemuan-pertemuan komunitas.

Mimpi dia bermain dalam sebuah konser dan memainkan piano berubah ketika dia menghadiri konser yang diadakan oleh Paul Steindorff. Dia berpikir, daripada membatasi dirinya hanya bermain pada satu instrumen, mengapa tidak menjadi seorang Dirigent, lalu dia berkata, “Orkestra bagiku adalah instrumen terhebat bagi seorang musisi, seperti apa itu palet bagi seorang pelukis.

Antonia Brico berhasil menyelesaikan masa belajarnya di University of Carolina di Berkeley dan menerima gelar B.A (Bachelor of Arts) dengan pujian dibidang musik pada tahun 1923. Orang-orang  yang mengenalnya menyarankan Brico untuk mengajar, kata mereka menjadi seorang Dirigent bukan profesi yang diperuntukan bagi wanita. Namun Brico masih tetap dijalurnya dan tidak pernah goyah.

Terlepas dari keberhasilannya menjadi seorang Dirigent, masih banyak penolakan dari sebuah orkestra besar untuk memimpin sebuah pertunjukan, bahkan stasiun radio membuat sebuah kebijakan untuk tidak menghadirkan wanita menjadi pemimpin pada saat itu.

Dengan sangat hati-hati para penyelenggara orkestra pada masa itu tidak pernah  mempekerjakan Dirigent wanita. Mereka tidak melakukan sebuah diskriminasi secara terbuka, mereka membuat seolah-olah tidak ada lowongan bagi wanita untuk menjadi seorang dirigent. Stasiun radio malahan terang-terangan dan aktif mendiskriminasi pemain orkestra perempuan.

Wanita benar-benar diboikot oleh kekuatan yng besar pada masa itu. Meskipun sebenarnya banyak sekali wanita yang lebih unggul dari beberapa pemain orkestra pria.

Dengan dukungan dari Eleanor Roosevelt, Antonia Brico mendirikan New York Women’s Symphony pada tahun 1934. Dia ingin membuktikan kepada masyarakat pasa masa itu, dan kepada orang-orang yang memandang sebelah mata kepada mereka, bahwa wanita dapat bermain dimanapun dalam sebuah orchestra, para wanita juga dapat memainkan trombon, seruling, obo, dan lainnya.

Bagi Carlo Montanato, dari Institute of Women Conductors, sama sekai tidak ada perbedaan pada pria ataupun wanita untuk menjadi seorang conductor. “Saya hanya melihat dari sisi seseorang dalam bermusik, apakah saya memperlakukan pria dan wanita berbeda? Tidak.” 

Kisah ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan, apakah wanita bisa menciptakan kehidupan yang selaras antara cinta dan karier(?). Pada masa kehidupan zaman Antonia Brico, wanita yang telah memutuskan untuk menikah siap untuk meninggalkan kariernya. Perempuan sudah tidak bisa memutuskan lagi bagaimana kehidupannya selain mengurus keluarga.

Semua yang berhubungan dengan kehidupan wanita, pria lah yang memutuskan, bahkan apabila seorang wanita tersebut memiliki sebuah bakat atau kemampuan dibidang tertentu mereka dilarang untuk melakukan aktivitas seperti sebelum mereka menikah. Sudah terlalu lama para wanita dipaksa untuk mengorbankan semuanya, apa yang dimilikinya, mereka mengorbankan karier mereka untuk keluarga. Situasi ini sangat normal sekali pada masa itu.


Sosok Antonia Brico menjadikan dirinya sebagai conductor yang terkenal di awal abad ke-20. Beliau  masih tetap menjadi seorang inspirasi bagi conductor wanita. New York Women’s Symphony sukses tampil selama empat tahun, namun setelah Antonia Brico mulai mnerima musis pria, publik lama-lama sudah tidak tertarik dan akhirnya orkestranya mulai redup.

Antonia Brico mengabdikan seluruh hidupnya untuk bermusik dan tetap aktif sebagai dirigen
tamu untuk orkestra-orkestra terkenal. Namun sangat disayangkan sekali oleh Antonia Brico bahwa dia tidak pernah mencapai posisi permanen sebagai kepala dirigent.

Pada tahun 2008 majalah Gramophone merilis peringkat 20 orkestra terbaik di dunia. Tidak satupun
dari daftar orkestra-orkestra tersebut memiliki dirigen utama seorang wanita. Lalu pada tahun 2017
Gramopone merilis peringkat lagi, dengan menyertakan 50 dirigent terbaik sepanjang masa dengan
tidak ada daftar dirigent wanita didalamnya.