Review Film The Irishman
Di adaptasi dari kisah nyata Fran Sheeran, veteran Perang Dunia II yang menjadi legenda karena terkenal sebagai pembunuh bayaran, The Irishman siap menemani waktu kalian di akhir pekan untuk nonton. Bagi yang pernah nonton The Godfather, film The Irishman akan mengingatkan kalian kembali akan kisah gangster dan Mafioso yang menguasai dunia bisnis dalam gelap.
Kisah Persahabatan di Balik Gembong Gangster
Alih-alih membuat film yang dipenuhi dengan adegan tembak menembak, The Irishman justru menampilkan sebuah melodrama gangster yang mengisahkan persahabatan di balik gangster.
Greget film The Irishman sebagai film gangster makin kuat dengan aktor kawakan Al Pacino, Rober De Niro dan Joe Pesci. Entah untuk yang ke berapa kali Robert De Niro bermain watak sebagai gangster.
Kepiawainnya dalam akting sebagai mafia, gangster sudah tidak terbantahkan lagi. Selain Robert, Al pacino dan Joe Pesci juga actor kawakan untuk urusan gangster. Drama yang di buat mengalir dengan plot yang mulus dan mudah dimengerti membuat penonton merasakan persahabatan yang terjalin antar tokoh utama dan bagaimana konflik demi konflik kemudian muncul dalam hubungan mereka.
Film Gangster yang berbeda
Jika dicermati, film The Irishman ini memiliki pendekatan yang berbeda dengan film gangster yang lain. Di tangan sutradara Scorsese, film The Irishman menjadi sesuatu yang berbeda. Meskipun film ini memiliki durasi yang sangat intimidatif, selama 3.5 jam, penonton bahkan tidak merasa bosan sedikitpun dengan jalan cerita yang panjang.
Kepiawaian Scorsese dalam mengolah setiap adegan, kejutan dan plot membuat penonton merasa penasaran hingga akhir. Terlebih film lebih banyak diisi dengan karakter-karakter yang berdialog ketimbang dengan adegan action seperti saling tembak dan meledakkan benda.
The Irishman dituturkan melalui sudut pandang seorang Frank Sheeran, seorang veteran perang yang bekerja sebagai pengantar daging steak, namun karena keahliannya justru menjadi seorang tukang cat rumah. Tukang cat yang sebenarnya adalah kode bagi pembunuh bayaran dalam geng mafia.
“ I heard you paint houses ” merupakan sebuah dialog antara Jimmy Hoffa dengan Frank Sheeran yang dibalas dengan “ Yes, and I also do a carpentry”.
Sebuah dialog yang membuka kisah besar dalam film The Irishman. Hoffa merupakan pemimpin salah satu serikat pekerja terbesar di Amerika bernama Teamster Union yang sedang mencari seorang pelindung. Hoffa selalu mengira bahwa dirinya terancam dengan politisi lawan yang tidak suka dengan manuver – manuver politiknya.
Dengan bantuan Russel Buffalino ( Joe Pesci) Hoffa meminta rekomendasi seseorang yang bisa dipercaya sebagai tangan kanan hingga ia mati. Buffalino kemudian merekomendasikan Sheeran. Di bawah perintah Buffalino, Sheeran bertugas untuk menghabisi musuh-musuhnya sekaligus menghilangkan mayat-mayat mereka tanpa sisa.
Tanpa waktu lama, Hoffa dan Sheeran bekerja sama satu sama lain dan saling melengkapi. Hoffa bahkan melibatkan Sheeran dalam pengelolaan bisnis haramnya. Bisnis makin moncer dan dukungan mafia sekaligus perlindungan dari Sheeran membuat Hoffa jumawa. Sebaliknya Sheeran merasa bahwa Hoffa hanya menunggu waktu untuk jatuh. Benar saja, waktu presiden John F Kennedy yang didukung Buffalino menang, bisnis Hoffa terancam dan dibidik oleh jaksa agung yang merupakan adik dari Kennedy.
Film The Irishman menggambarkan dengan detail konflik antara Hoffa dengan keluarga mafia yang akhirnya berujung dengan menghilangnya pria asal Michigan AS tersebut. Melalui sudut pandang Sheeran, Sheeran tahu betul bahwa Hoffa sedang dijemput oleh maut secara perlahan.
Timeline waktu dalam film ini cukup panjang, dengan timeline waktu 60 tahun atau lebih, menggambarkan kisah dari masa kini, membuka masa lalu sesuai dengan penuturan dari Frank Sheeran. Bahkan kita bisa melihat gambaran visualisasi dari Robert De Niro dalam berbagai versi muda menggunakan efek.
Penonton diajak untuk melihat parallel antara dunia gangster atau mafia dengan dunia bisnis serta politik dalam satu rentang waktu di film. Bahkan, pembunuhan JFK pun turut diperlihatkan sebagai salah satu campur tangan dari perbuatan geng mafia. Hal yang menurut saya paling seru adalah bagaimana The Irishman berani mengimplikasikan bahwa hingga sekarang mafia masih memiliki peran dalam dunia bisnis dan juga politik.