Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Film yang cocok bagi kalian yang sedang mempertanyakan hidup . Diadaptasi dari buku laris karya Tere Liye, buku ini akhirnya diangkat ke layar bioskop.
Totalitas Akting Para Pemain
Digawangi oleh para actor papan atas seperti Donny Alamsyah, Arifin Putra, kemudian artis Bio One dan Anya Geraldine, semua berperan sangat total dan menghayati masing-masing karakter. Bagi para penonton yang sudah membaca bukunya, pasti akan merasa bahwa mereka memerankan dengan totalitas dan karakter yang sesuai dengan yang di buku.
Sarat Makna Mendalam
Sebagaimana buku karya Tere Liye, film Rembulan Tenggelam di Wajahmu juga memiliki pesan yang mendalam serta sarat makna. Kita akan diajak untuk membuka mata terhadap kehidupan dan memahami rahasia-rahasia dalam kejadian besar di kehidupan.
Selipan komedi Dalam Film Serius
Meskipun film ini film serius seperti sebagaimana buku Tere Liye yang selalu serius, dalam film ini kehadiran Yudha Keling sebagai Diar hadir dengan lawakan-lawakan segar sehingga film ini menjadi lebih hidup. Jokes yang ditampilkan oleh Yudha juga disesuaikan dengan jalan cerita yang ada namun tetap tidak berlebihan.
Kekocakan yang terjadi antara Yudha dengan Bio One mencairkan suasana serta membuat film terasa lebih berwarna. Adanya candaan ini membuat film menjadi tidak terlalu depresif, senada dengan kelamnya kehidupan Ray. Adegan ini seakan menjadi penyelip “tertawa dalam duka”, ketika sudah tidak tahu bagaimana menyikapi hidup yang sudah terlalu amburadul, maka diketawain saja.
Jalan Cerita Yang Sesuai dengan Buku
Bagi para pembaca Rembulan Tenggelam di Wajahmu, jangan khawatir karena versi film ini dibuat sama dengan versi buku. Meskipun begitu, ada beberapa adegan yang tidak ditampilkan, namun secara keseluruhan inti dari cerita tersebut sudah ditampilkan dan mewakili isi cerita dengan baik.
Rembulan Tenggelam di Wajahmu merangkul para penonton mengenai bagaimana Tuhan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup kita. Sebuah pesan universal yang dirasakan oleh semua umat beragama. Kisah bermula dari Ray (Arifin Putra) yang sedang kritis dirawat di rumah sakit dan tidak memiliki peluang untuk sembuh. Suatu saat ia kedatangan pria misterius yang memegang tangannya dan seketika Ray dibawa menembus portal ruang dan waktu, kembali ke masa kecil yang kelam di Semarang.
Ray kecil yang diperankan oleh Bio One tinggal di panti asuhan yang dibina oleh Bapak yang bengis. Ray benci dengan bapak ini karena suka mengemplang bantuan yang diberikan oleh donator untuk anak yatim piatu. Karena tak tahan, Ray akhirnya kabur dan menyambung hidup dengan mencopet dan berjudi.
Ray akhirnya sampai ke rumah singgah milik Bang Ape (Ariyo Wahab). Di sana Ray memiliki kawan-kawan baru. Ketika kawannya dikeroyok, Ray membalas pelaku dan kemudian bertemu dengan bang Plee (Dony Alamsyah).
Film dibagi menjadi 2 bagian
Terungkap jika film ini dipecah menjadi dua bagian. Bukan karena keinginan mengais pundi rupiah, namun lebih kepada kepentingan cerita dalam film agar tetap mengena dan bisa memberikan pesan yang mendalam mengenai kehidupan sebagaiamana dituturkan dalam buku aslinya.
Final Cut dari film ini sendiri berdurasi awal 3,5 jam. Jika hendak dijadikan 1 bagian film utuh, maka akan ada bagian yang patah, hilang. Tere Liye sebagai penulis buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu juga tidak menghendaki seperti itu, agar pesan yang disampaikan tidak hilang. Sehingga film dibuat menjadi 2 bagian agar detail tidak hilang.
Dua bagian, Dua Genre berbeda
Dalam dua bagian film Rembulan Tenggelam di Wajahmu ada perbedaan genre karena novelnya sendiri memiliki beragam genre. Jika di bagian pertama merupakan origins masa muda yang akhirnya membentuk masa dewasa, sehingga ada detail dan bagian yang tak boleh dilewatkan. Sedangkan pada bagian kedua lebih ke masa dewasa, family movie. Dua genre yang sangat berbeda sehingga jika digabungkan akan terasa aneh.
Film bagian kedua akan rilis pada awal 2020. Tere Liye sebagai penulis novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu merasa puas dengan film ini. Setidaknya melalui film ini Tere berharap penonton selesai menonton film ini akan merenung bagaimana Tuhan menciptakan kehidupan dengan berbagai perangkat, termasuk hukum alam, dengan keadilan yang hakiki. Siapa yang menanam maka dia yang akan memetik. Semua scene disajikan berdasarkan urutan cerita yang ada dalam novel. Sehingga pembaca bisa dengan mudah mengingat visualiasi dari buku.