Ngobrol Film: Ready Or Not: Horor Tradisi Berburu Keluarga
Bagaimana
perasaanmu jika di malam pertama menjadi pengantin justru harus menjadi mangsa
berburu di keluarga mertua? Siap atau tidak? Sekiranya begitulah pesan yang
saya tangkap ketika melihat film horror ini.
Plot
segar dengan dialog sumpah serapah
Ready or Not
menjadi film yang menjual unsur ketegangan. Jika anda pernah menonton film
Cabin In The Woods maka rasanya anda pun akan menikmati menonton film ini.
Dengan tema survival. Film ini menceritakan Grace (Samara Weaving) yang menikah
dengan putra keluarga kaya Alex Le Domas( Mark O’Brien). Keluarga Le Domas menerima Grace dengan baik sebagai keluarga
baru, namun tentu saja semacam inisiasi dengan tradisi keluarga agar dapat
pengukuhan sebagai anggota keluarga harus dijalani Grace.
Kebetulan permainan
yang dipilih secara acak oleh Grace adalah Hide and Seek dimana ia harus bisa
bersembunyi hingga fajar atau semua anggota keluarga akan memburu dan
membunuhnya tepat di malam pengantin. Dengan masih menggunakan gaun pengantin,
Grace harus mampu bertahan hidup dari kejaran anggota keluarga barunya. Lalu
apa yang menjadi latar belakang tradisi tersebut? Tonton film ini agar dapat
jawabannya.
Dengan durasi
selama 95 menit, film ini tak hanya menghadirkan horror namun juga menyisipkan
beberapa dark komedy yang mampu memancing gelak tawa. Naskah yang disajikan benar –benar matang. Selain
horror, komedi yang disisipkan menampilkan kegilaan dari keluarga Le Domas yang
dari luar terlihat baik-baik saja namun ternyata sinting. Begitu pula dengan
sisi baik Grace yang kemudian memunculkan sisi kegilaan untuk menghadapi
keluarga Le Domas.
Dengan beberapa
twist, anda tak dibuat bosan ketika menonton karena sesekali anda akan dibuat
tegang, namun anda juga sesekali akan tertawa melihat kelakuan anggota keluarga
Le Domas. Dengan plot twist war class,
kita bisa melihat bagaimana tingkah old money keluarga Le Dormas yang
semena-mena dengan nyawa seseorang.
Kutipan adegan Grace” Rich people are
really a different” menjadi satu kalimat tersirat bahwa kesenjangan sosial yang
ada di kenyataan ini tergambarkan melalui film meskipun masih terbilang akhirnya
tidak selesai dalam penyampaian dan menjadi plot hole dalam film.
Semua terasa real,
sebagaimana setiap karakter dalam film ini begitu ringan mengucap sumpah
serapah. Setiap anggota tampak ringan ketika mengucapkan dialog yang hampir
diikuti oleh umpatan/ namun justru umpatan dialog seperti itu yang membuat
terasa nyata ( ya bayangkan saja kalau anda dikejar dimalam pernikahan untuk
dibunuh, masa ngga mengumpat, hehhe).
Selain itu, umpatan dan dialog kasar tersebut juga mempu menyiratkan
mental kejiwaan anggota Le Domas yang tersembunyi.
Film
brutal, penuh darah dan ngeri
Seperti yang
diharapkan, film ini menyajikan kengerian horror tak hanya jump scare namun
juga kebrutalan yang penugh darah. Darah berserakan dimana-mana. Film ini tak
segan-segan untuk menyampaikan pesan”horror” kepada para penonton. Begitu
permainan dimulai, keluarga Grace siap
menembak atau mengayun senjatanya begitu Grace bersembunyi. Visual adegan dalam
keadaan yang gelap seakan menggambarkan nasib Grace jika bergabung sebagai
keluarga Le Dormas.
Rumah yang mewah dan megah dan dipenuhi dengan barang antic
penuh misteri seakan mengamati setiap gerak gerik dari yang lewat. Belum lagi ditambah dengan efek suara dan
timing scoring yang diberikan saat moment thriller muncul menjadin adegan yang
terus mengundang rasa penasaran.
Meskipun memiliki rating dewasa, namun film tergolong ringan dibandingkan
film thriller lain yang membuat orang merasa trauma ataupun jijik setelah
menontonnya. Jika anda sedang ingin
menonton film yang memberikan sedikit ketegangan, maka film Ready or Not patut
untuk menjadi salah satu pilihan.
Film Ready or Not
sejatinya menawarkan kisah sederhana namun dikemas dengan cara dan plot yang
menarik. Bisa mengubah permainan klasik menjadi terror yang membunuh dan
menyeramkan. Samara Weaving dengan apik memerankan sosok Grace dan menampilkan
perkembangan katakter Grace dari awal hingga akhir. Jika di awal Grace
diagmbarkan manis dan polos, maka ditengah hingga akhir Grace mampu bangkit dan
mengeluarkan jiwa gaharnya untuk menghadapi anggota Le Dormas. Akhirnya, Grace
mampu membuktikan bahwa dia layak untuk menjadi keluarga le Dormas.